-
►
2011
(123)
- ► 3 Juli - 10 Juli (2)
- ► 26 Juni - 3 Juli (3)
- ► 12 Juni - 19 Juni (2)
- ► 3 April - 10 April (6)
- ► 20 Maret - 27 Maret (3)
- ► 23 Januari - 30 Januari (10)
- ► 16 Januari - 23 Januari (23)
- ► 9 Januari - 16 Januari (18)
- ► 2 Januari - 9 Januari (24)
-
▼
2010
(450)
- ► 26 Desember - 2 Januari (26)
- ► 24 Oktober - 31 Oktober (16)
- ► 17 Oktober - 24 Oktober (31)
- ► 10 Oktober - 17 Oktober (69)
- ► 3 Oktober - 10 Oktober (38)
- ► 18 April - 25 April (6)
Berikut
ini adalah 10 masjid tertua di indonesia, semua masjid-masjid ini
dibangun di tanah air kita indonesia. Beberapa masjid berikut berumur
mulai dari sekitar 700-400 tahun.
1. Masjid saka tunggal (1288)
Masjid Saka tunggal terletak di
Desa Cikakak Kecamatan Wangon dibangun pada tahun 1288 sebagaimana
terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Tapi dalam membuat masjid
ini lebih jelas ditulis dalam buku-buku kiri oleh para pendiri masjid
ini adalah Kyai Mustolih. Tapi buku-buku ini telah hilang
bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah di
masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Masjid ini terletak
± 30 km dari kota purwokerto. Disebut saka tunggal untuk membangun
tiang yang digunakan untuk membentuk hanya satu tiang (tunggal). Yang
menurut bp. Sopani salah satu pengurus masjid adalah bahwa pilar
tunggal melambangkan bahwa ALLAH adalah hanya satu ALLAH swt. Di
beberapa tempat terdapat hutan pinus dan hutan lainnya dihuni oleh
ratusan monyet jinak dan ramah, seperti di Sangeh Bali.
2. Masjid Wapauwe (1414)
Masjid ini masih terawat dengan baik.
Kebanyakan bangunan aslinya juga
disimpan beberapa benda warisan seperti drum, tulisan tangan s Alquran
', sifat skala batu yang beratnya 2,5 kg, dan logam hiasan dan
membaca huruf arab di dinding. Masjid juga masih berfungsi sebagai
tempat doa sekitar penduduk.
Jika
drum atau beduk dipukuli, maka suaranya akan terdengar sampai
seluruh desa, mengundang orang untuk datang ke masjid untuk jemaat.
kitab suci Alquran tulisan tangan
di masjid ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta.
Beberapa tambahan baru adalah tempat wudlu, karpet, kipas dan listrik
untuk pencahayaan.
3. Masjid ampel (1421)
Masjid Ampel adalah sebuah masjid
kuno yang berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid
ini didirikan oleh Sunan Ampel, dan didekatnya terdapat kompleks
makam Sunan Ampel.
Saat ini Masjid Ampel merupakan
salah satu daerah tujuan wisata religi di surabaya. Masjid ini
dikelilingi oleh bangunan berarsitektur tiongkok dan arab.
Disamping
kiri halaman Masjid Ampel, terdapat sebuah sumur yang diyakini
merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang
meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.
4. Masjid agung demak (1474)
Masjid Agung Demak adalah salah
satu mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa
kauman, demak, jawa tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan
tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut
juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di tanah Jawa
khususnya dan INdonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan
adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak, pada
sekitar abad ke-15 masehi.
Masjid ini mempunyai
bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat
tiang utama yang disebut Saka Guru. Tiang ini konon berasal dari
serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai 'saka tatal' bangunan serambi
merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang
delapan tiang yang disebut saka majapahit.
Di dalam lokasi kompleks Masjid
Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan
para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi
berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.
5. Masjid sultan suriansyah (1526)
Masjid Sultan Suriansyah adalah
sebuah masjid bersejarah yang merupakan masjid tertua di Kalimantan
Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Tuan Guru
(1526-1550), Raja Banjar yang pertama masuk islam.
Masjid ini terletak di utara
Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, daerah yang
dikenal sebagai Banjar Lama merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk
pertama kalinya.
Arsitektur
tahap konstruksi dan atap tumpang tindih, merupakan masjid bergaya
tradisional banjar. Gaya masjid tradisional di banjar mihrabnya
memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan utama. Masjid ini
dibangun di tepi sungai di Kecamatan Kesehatan.
6. Masijd Menara Kudus (1549)
Mesjid Menara Kudus (disebut juga
sebagai Mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang
dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 masehi atau tahun 956
hijriah dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina
sebagai batu pertama dan terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota,
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini berbentuk unik, karena
memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah
perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.
7. Masjid Agung Banten (1552-1570)
Masjid Agung Banten termasuk
masjid tua yang penuh nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai
dikunjungi para peziarah yang datang tak hanya dari Banten dan Jawa
Barat, tapi juga dari berbagai daerah di pulau Jawa.
Masjid Agung Banten terletak di
kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah
utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan
Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Demak. Ia
adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah
satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap
bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda china. Ini adalah
karya arsitektur china yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi
yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan
bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat
komplek makam sultan-sultan banten serta keluarganya. Yaitu makam
Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan
Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi
selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul
Abidin, dan lainnya.
Masjid
Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi
selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan
Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur belanda
kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek belanda bernama
Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat, dan
kajian Islami dilakukan di sini.
Menara
yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung
Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari
batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian
bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83
buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya
dapat dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung
dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas
pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.
Dahulu,
selain digunakan sebagai tempang mengumandangkan azan, menara yang
juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat
menyimpan senjata.
8. Masjid Mantingan (1559)
Masjid Mantingan adalah masjid
kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Masjid ini dilaporkan didirikan di Kesultanan Demak pada tahun 1559.
Didirikan oleh ubin lantai tinggi ditutup dengan cina buatan sendiri,
dan juga kereta api-undakannya. Semua didatangkan dari Makao.
Bubungan atap bangunan gaya termasuk china. Dinding luar dan dalam
dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah
tempat imam dan pendeta itu dihiasi dengan relief persegi bergambar
margasatwa, dan penari penari diukir di batu kuning tua. Pengawasan
pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han. Di
dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari
Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa
terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil,
yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.
9. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)
Masjid ini dibangun pada tahun
1603 masehi pada masa pemerintahan Taja Gowa-24, Aku Manga'ragi
Daeng-Manrabbiakaraeng Lakiung, Sultan Alauddin. Kemudian pada tahun
1605 m, masjid ini benar-benar dirubah untuk diberi nama Masjid
Katangka. Masjid berukuran 14,1 x struktur 14,4 meter dan sebuah
bangunan tambahan 4,1 x 14,4 meter. Tinggi bangunan 11,9 meter dan 90
meter dinding tebel, bahan baku dari batu bata dengan atap ubin dan
lantai porselen. Lokasi di Katangka, Gowa.
10. Masjid Tua Palopo (1604)
Madjid
Tua Palopo, didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah
Matinroe pada tahun 1604 m, masjid yang memiliki luas 15 m2 ini
diberi nama Orang Tua, karena usia yang sudah tua. Sedangkan nama
Palopo diambil dari kata dalam bahasa bugis dan luwu memiliki dua
arti, yaitu: Pertama, penganan yang terbuat dari campuran beras ketan
dan air gula. Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan.
Kedua makna memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua
Palopo ini.
Baca Selengkapnya Disini : http://www.unikaja.com/2010/09/10-masjid-tertua-di-indonesia.html#ixzz3qGX8KAyt
-
Pesan Gw : Komentar Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan BLOG ini...