1
1

DALAM dunia digital yang sudah kita jalani beberapa tahun ini, hal yang paling penting untuk terus dipikirkan adalah masalah penyimpanan data. Dan masalah ini selalu menyangkut ukuran, portabilitas, serta yang paling penting kompatibilitas.
PADA saat komputer pribadi mulai memasyarakat pada awal tahun 80-an, media penyimpan data yang besar adalah hardisk. Pada pertengahan tahun 80-an itu, hardisk 5 megabytes, sekali lagi hanya lima megabytes, ukurannya sebesar dua buah batu bata.

Kini, hardisk komputer pribadi sudah sebesar sepertiga sabun mandi dengan kapasitas sampai lebih dari 100 gigabytes. Sebagai gambaran, satu megabytes data itu kira-kira 400 halaman ketikan kwarto dengan program Word dalam mode penyimpanan rich text format (RTF). Sedangkan satu gigabytes adalah seribu mega. Jadi hardisk seratus gigabytes sebesar sepertiga sabun mandi itu mampu menyimpan tulisan 400 x 100 x 1000 halaman alias 40 juta halaman.
Namun dunia digital tidak hanya komputer pribadi yang bisa berupa desktop, laptop sampai dengan Personal Digital Assistant (PDA). Dunia digital juga sudah memasukkan kamera dan telepon dalam deret ini.
Maka, media penyimpanan data untuk kamera digital dan juga telepon genggam pun berkembang dengan pesat. Orang membutuhkan media penyimpanan yang berkemampuan besar namun berukuran kecil.
PADA pertengahan 90-an, saat kamera digital mulai memasyarakat, kaum profesional masih tergantung pada hardisk PCMCIA untuk media penyimpanan foto. Kamera digital pada saat itu umumnya memang hanya untuk para profesional saja.
Dan semenjak kamera digital memasuki dunia umum, perkembangan pembuatan kartu memori langsung terpacu demikian pesat. Hal yang langsung mengemuka adalah masalah standar yang akhirnya menyangkut kompatibilitas. Kenyataannya, cukup banyak macam kartu memori yang berkembang dan beredar di pasaran. Di antara kartu-kartu memori itu, ada yang disukai orang sehingga terus berkembang dalam ukuran. Namun ada pula yang dihentikan produksinya karena kurang mendapatkan minat.
Kartu yang sudah dihentikan produksinya adalah Smart Media (SM). Kartu yang dikembangkan perusahaan Fuji ini karena tipis, maka ringkih. Kartu memori yang paling populer sampai saat ini adalah Compact Flash (CF). Kepopuleran kartu jenis ini karena daya tahannya yang luar biasa. Kompas pernah secara tidak sengaja meninggalkan CF di saku celana, dan celana ini lalu masuk mesin cuci. Tidak ada data yang hilang dari CF itu dalam sekali cuci.
 Ketahanan CF membuatnya terus berkembang sehingga saat ini ia sudah mencapai ukuran 16 gigabytes. Namun yang tersedia di pasaran baru dalam kapasitas 4 gigabytes. Kepopuleran CF membuat perusahaan Sony yang memproduksi Memory Stick (MS), akhirnya memberi peluang bagi pengguna kamera Sony untuk juga bisa memakai CF selain MS seperti pada kamera Sony DSC-828.
 
Kartu lain yang juga cukup populer adalah kartu SD. Sampai tahun 2002, kecenderungan yang muncul adalah, kartu CF umumnya untuk kamera pro sedangkan SD untuk kamera saku. Namun setelah perusahaan Fuji dan Olympus bekerja sama membuat XD Card yang kecil namun berkapasitas besar, perkembangan kartu memori makin sengit lagi.
Pada tahun 2004 kemarin, tiga macam kartu memori baru muncul ke pasaran dengan ukuran yang sangat menakjubkan. TransFlash (TF) yang hanya seukuran ujung jari, masuk pasaran dengan kapasitas 128 megabytes. Dalam waktu dekat, TF akan memasuki kapasitas 1 GB.
Selain TF, muncul pula Reduced Sized Multi Media Card (RS-MMC) serta kartu SD yang diperkecil dengan nama Mini SD. Sebagai pengguna, tentu saja kita berharap perlombaan ini masih terus berlangsung.

  1. Pesan Gw : Komentar Anda Sangat Berarti Untuk Perkembangan BLOG ini...

0 komentar:



Posting Komentar